Seminar Motivasi, Pelatihan Motivasi, Training Motivasi, Pembicara Seminar Motivasi

Ippho Santosa: Motivator Indonesia Vs Motivator Dunia

Menjadi motivator Indonesia atau motivator dunia, ada tantangan tersendiri. Dan celetukan-celetukan dari publik kadang 'menghangatkan suasana'.

Motivator kehidupan, kok cerai?

Motivator bisnis, kok bangkrut?

Hehehe, itu celetukan mereka. Ada-ada saja.

Bercerainya motivator Anthony Robbins dan bangkrutnya motivator Robert Kiyosaki adalah kisah-kisah yang sudah menyebar luas di berbagai media bahkan menjadi viral di mana-mana. Mungkin Anda pernah membacanya. Apalagi mereka adalah motivator dunia yang terkenal dan terbaik di bidangnya masing-masing. Lantas, apa tanggapan saya?


motivator-indonesia-terkenal-motivator-indonesia-terbaik-motivator-dunia-terbaik

Begini, saya berusaha melihat sisi yang lain. Ini menegaskan bahwa mereka adalah manusia biasa, bukan manusia setengah dewa. Dan kita tidak bisa memvonis bahwa hidup mereka pasti memburuk setelah kejadian itu. Hei, hakim saja pakai sidang dulu sebelum menghakimi. Lha kita? Sampai saat ini, nama-nama seperti Tony Robbins dan Robert Kiyosaki tetaplah the legend dalam dunia motivasi. Sulit tergantikan.

Saya pribadi, alhamdulillah, pernah belajar langsung dengan Tony Robbins, gurunya para motivator sedunia. Saya sempat diajak beliau naik ke atas panggung, lalu sempat juga makan siang bareng. Kalau Robert Kiyosaki? Dua kali saya bertemu beliau dan istrinya. Pas kali kedua, saya sempat makan siang bareng dan konsultasi secara langsung.

Mari kita amati dan cermati persepektif lainnya. Ketika Tony Robbins bercerai dan ia bangkit dari masa lalunya, bukankah itu pelajaran penting bagi semua alumninya?

Ketika salah satu bisnis Robert Kiyosaki bangkrut dan ia tetap bangkit, bukankah itu pesan berharga bagi semua alumninya? Toh, itu salah satu bisnisnya saja, bukan seluruhnya. Btw, pengusaha mana sih yang nggak pernah bangkrut? Wartawan dan orang-orang awam yang mengolok-olok, hanya menunjukkan mereka belum pernah mengalami jatuh-bangun dalam bisnis, hehehe. Yang mereka tahu cuma jatuh-bangun dalam lagu dangdut, hahaha.

Di pikiran orang-orang awam, pengusaha itu nggak boleh bangkrut. Hello? Yang bener aja! Sadar woy!

Apakah saya fans fanatik dari Robert Kiyosaki? Nggak juga. Saya sempat mengkritik tulisan-tulisan beliau yang sering meremehkan ayah miskinnya. Koreksi demi koreksi, saya munculkan dalam buku saya. Ada bukti tertulisnya. Karena, meremehkan orangtua itu bertentangan dengan nilai agama dan nilai Asia yang saya pegang teguh, lebih teguh daripada Mario Teguh, hehehe.

Salah kaprahnya kita itu terlanjur menganggap motivator itu manusia sempurna dan nggak boleh keliru dan gagal. Jelas-jelas ini anggapan yang salah kaprah.

Ada pula yang nyeletuk, "Kok motivator tarifnya mahal banget?" Ah, nggak juga. Tepatnya, tergantung. Kalau mahal pun, sah-sah saja. Ini kan seperti profesi layaknya pengacara, notaris, dan arsitek. Ada level-levelnya. Ngomong-ngomong, seorang dosen agama sekalipun ada level-levelnya. Apakah dia S2, S3, atau profesor. Tentu gajinya di kampus juga beda-beda. Mana bisa disamakan? Itu legal dan halal.

Mari kita sama-sama introspeksi. Ingat, kita dinilai dari tindakan kita, bukan karena tindakan orang lain. Terakhir, doakan motivator-motivator yang telah berjasa menunjukkan golden ways dalam kehidupan kita. Bukankah segala doa dan prasangka yang baik-baik akan kembali kepada kita? Insya Allah itu nyata. Sekian dari saya, Ippho Santosa.




Ippho Santosa sebagai motivator Indonesia telah berseminar di belasan negara di 4 benua. Sering diundang kementerian, kedutaan, dan BUMN. Ia juga pendiri 70-an sekolah dan kampus di seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar