Sebagai pembicara motivasi, saya sering mengutip kisah Richard Branson. Soal bisnis, ia adalah salah satu pembicara terbaik dan pembicara terkenal, meskipun sebenarnya dia bukanlah pembicara seminar. Dia seorang pengusaha. Tulen. Sejati.
Beberapa tahun yang lalu, dalam sebuah seminar motivasi, saya pernah bertemu dan bertanya langsung dengan Richard Branson tentang peranan keluarga. Dan dia pun menjelaskan betapa pentingnya peran keluarga dalam meraih kesuksesan. Sampai-sampai dia bertanya balik kepada saya soal anak-anak saya.
Masih ingat kisah Malin Kundang? Kisah
itu adalah fiktif (tidak nyata), namun pesannya benar (nyata). Apabila seorang
anak sudah durhaka, maka hidupnya akan ‘membatu’. Saya ulang, ‘membatu’.
Maksudnya,
tidak bergerak ke mana-mana alias begitu-begitu saja. Yang perlu digaris-bawahi
tebal-tebal, orangtua itu baik atau tidak, kaya atau tidak, seiman atau tidak,
tugas kita adalah berbakti. Sungguh-sungguh berbakti.
Selanjutnya, coba kita perhatikan perbandingan
ini:
-
Cara kiri: rezeki
cukup dulu, baru mau berbakti kepada orangtua
-
Cara kanan:
berbakti dulu, maka rezeki akan tercukupkan
Saat kita berbakti, maka urusan-urusan seperti dimudahkan, termasuk masalah-masalah di kantor. Mari tingkatkan bakti kita. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar