Seminar Motivasi, Pelatihan Motivasi, Training Motivasi, Pembicara Seminar Motivasi

Motivator Indonesia: Mario Teguh menurut Ippho Santosa

Kenal Mario Teguh, salah satu motivator Indonesia? Sepertinya Anda kenal. 

Ketika beredar kabar kurang sedap soal Mario Teguh, saya berusaha mendiamkan. Sebenarnya, beberapa bulan yang lalu saya sudah mendengar kabar ini dari seorang artis.

Sekali lagi, saya berusaha mendiamkan kabar ini. Bahkan istri pun, tidak saya beritahu. Namun karena sudah menjadi headline di mana-mana, istri dan teman-teman saya jadi tahu. 

Karena sudah begini, sedikit-banyak saya merasa perlu untuk menangggapi. Agar tidak terjadi kekeliruan yang berlapis-lapis di tengah-tengah masyarakat.

Terkait kabar mana yang benar, kita sebagai orang awam belum mengetahui secara pasti. Hanya mengira-ngira dan berprasangka saja. Iya tho?

Lantas, buat apa kita menghakimi? Lha, hakim saja pakai sidang dulu sebelum menghakimi. Lagi pula, itu kan masalah pribadi. Buat apa kita turut campur? Kalau salah ngomong, bisa fitnah. Itu menurut saya
.
Sebaliknya, saya justru mengajak kita semua untuk introspeksi. Termasuk diri saya sebagai penulis. Salah satu kebiasaan efektif menurut Stephen Covey adalah ‘mengasah gergaji’ (sharpen the saw) termasuklah di dalamnya, introspeksi diri dan evaluasi diri. 

Sekadar mengingatkan, Stephen Covey adalah salah satu motivator dunia yang sangat disegani dan berpengaruh. Ketika berseminar di Indonesia, Presiden RI pun duduk sebagai peserta. Mendengarkan. Dan dosen saya dulu mewajibkan saya untuk membaca bukunya, 7 Habits.

Begini. Sesibuk apapun kita menggergaji, tetap saja kita harus berhenti sejenak untuk mengasah gergaji. Yang seperti ini, agama menyebutnya muhasabah. Istilah populernya, introspeksi.    

Ini pula yang terjadi ketika berhaji. Ngomong-ngomong, apa itu haji? Dijelaskan oleh Nabi Muhammad, haji adalah Arafah. Boleh dibilang, untuk berhaji kita mesti berada di Arafah. Ngapain? Cuma satu, wukuf. Secara kata, Arafah itu mengenal diri dan wukuf itu berdiam diri. Muhasabah. Introspeksi. 

Sedemikian hebatnya introspeksi, sampai-sampai menjadi inti dari berhaji. Sekali lagi, inti. Hal ini semakin saya sadari ketika berhaji tahun 2012 yang lalu. Sungguh, introspeksi bukanlah buang-buang waktu. Justru di tengah kesibukan, kita mesti berhenti sejenak untuk introspeksi diri dan evaluasi diri. Istilahnya, evaluasi di tengah eksekusi. 

Orang-orang strategic management pun tahu, segala sesuatu hanya bisa ditingkatkan kalau pernah dievaluasi. Kalau nggak pernah dievaluasi, yah apa yang mau ditingkatkan? Istilahnya, Introspection for Improvement.


Sekiranya Anda setuju, tulisan ini boleh di-share. Sekian dari saya, Ippho Santosa.

18 komentar:

  1. Terimakasih atas klarifikasinya, Mas Ippho...

    Saya sendiri gak tau apa kabarnya...

    Jadi browsing dech...

    hehe...

    Salam kenal untuk semua...

    Andri Wiyasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah sama Pak, saya jadi browsing2 cari2 beritanya di youtube :D

      Hapus
  2. Baiksangka dan bersabar, insya Allah itu lebih baik

    BalasHapus
  3. Ikut introspeksi. Juara kak ippho

    BalasHapus
  4. Ikut introspeksi. Juara kak ippho

    BalasHapus
  5. saya lebih suka melihat kebaikkannya .... smg kita semua khusnul khotimah ... aamiin. energi positif menjadikan kita kuat..

    BalasHapus
  6. Nasehat yang baik kita pakai, kebaikan kita ikuti, yg jelek2 gak usah dipakai, introspeksi diri saya ikut

    BalasHapus
  7. setuju mas ippo,, berbaik sangka dan intropeksi diri

    BalasHapus
  8. Tetap berbaik sangka, dan sama berdoa untuk kebaikan sesama...

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Menurut saya lebih baik kita ambil positifnya semua nasihat2 yg disampaikan semua motivator. Yg gak baik nya kita jadikan pembelajaran dan koreksi. Toh semua motivator juga manusia. Kebenaran yg maha benar hanya pada Tuhan yang maha esa.. justru dari hal yang seperti ini saya kususnya bisa dapat pelajaran yg sangat berharga.. belajar berjalan dengan benar tanpa perlu terjatuh..

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. berita apa sih?? udah jarang bgd nontin tv,apalagi gosip.lagi sibuk nyari tambahan buat bekal anak" sekolah heheehhe. maaf loh mas,asli kudet

    BalasHapus
  13. Baiksangka dan bersabar, insya Allah itu lebih baik... Biarlah menjadi tanggung-jawab masing-masing. Tak perlu kita turut mencampuri...

    BalasHapus
  14. Terima kasih pak ippho, sudah menjalankan tugas sebagai sesama muslim, yaitu mengingatkan. Terkadang, kita sebagai manusia memang begitu cepat berkomentar kalau menyangkut orang lain, termasuk diri saya sendiri. Astaghfirullah. Semoga kita terus belajar khusnudzon. Amin

    BalasHapus